Rabu, 28 September 2022

Aku Masih di sini Untuk Setia

 

Renungan Suami Istri | LPKS

Bagi seorang istri hak suamilah yang paling pertama dan utama harus dipenuhi, sedangkan bagi suami, Ibu yang harus lebih diutamakan


HIJABER FEST | Semua rumah pasti punya masalah. Diskusi parenting, memang tak ada habisnya. Seminar, Talk Show atau pun buku-buku tentang parenting, terus diterbitkan. 


Masalah keluarga memang terus ada sepanjang usia manusia itu sendiri. Dalam banyak hal kita bisa meneladani perjalanan rumah tangga Rasulullah . Tentu yang kami maksud juga rumah tangga sahabat-sahabat nabi .


Kisah nyata ini Penulis kutip dari kitab ‘Uqudulujain. Sebuah kitab yang sering jadi bahan kajian di pondok pesantren di Indonesia. Kitab karya Syaikh Nawawi Al-Bantani ini cukup populer, karena merupakan salah satu kitab yang membahas tentang tata cara hidup berumah tangga yang islami.


Semoga kisah yang ditulis kembali ini dapat menginspirasi para wanita khususnya. Sebagai teladan bagi yang hendak atau sudah membina mahligai rumah tangga. Harapannya agar mendapatkan berkah dalam pernikahannya. Kisah setia ini terjadi pada zaman Rasulullah .


Ketika Rasulullah  masih hidup, tersebutlah seorang istri yang shalihah. Wanita setia ini begitu taat kepada suaminya. Suatu hari, karena kewajiban Agama untuk pergi berjihad, sang suami hendak berangkat memenuhi panggilan suci untuk berjihad dia berpesan pada istrinya; 


“Istriku tersayang yang kucintai, aku akan pergi untuk berjihad meninggikan kalimat-kalimat  , sebelum aku kembali pulang dari berjihad, kamu jangan pergi kemana pun dan jangan keluar dari rumah ini.” 


Setelah berpesan demikian pada istrinya, berangkatlah si Suami menuju medan jihad.

Beberapa hari berlalu, datanglah seseorang ke rumah wanita tersebut. Dia mengabarkan, ibunya sedang sakit parah. Orang yang diutus tersebut mengatakan pada wanita shalihah tersebut untuk segera menjenguk Ibunya.


“Ibumu saat ini sedang sakit keras, jenguklah sekarang!”


Di antara gelisah wanita tersebut menjawab, “Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya, bukannya tidak mau menjenguk, tapi saya dilarang keluar rumah sebelum suami saya pulang, tolong sampaikan permohonan maaf dan salam saya pada Ibu,” Si utusan pun pulang kembali tanpa membawa wanita tersebut.


Malam-malam berlalu dan suami yang berjihad belum juga pulang. Keesokan harinya datang kembali seorang utusan yang mengabarkan bahwa Ibu wanita tersebut meninggal dunia. 


Betapa sedih perasaan wanita tersebut, air matanya berlinang mendengar kabar Ibu yang dicintainya telah pergi untuk selama-lamanya, bahkan disaat terakhirnya dia tidak berada disampingnya.


Utusan tersebut berkata, “Sekarang Ibumu telah tiada, datanglah untuk memberikan penghormatan terakhir sebelum beliau akan dikebumikan hari ini”. 


Namun istri yang shalihah ini sambil menangis tersedu menjawab. 


“Bukannya saya tidak mencintai Ibu saya, tapi saya memegang amanah suami saya untuk tidak keluar rumah hingga dia pulang dan memberi saya izin.” 


Dengan berat utusan tersebut pulang. Mungkin karena kesal dan heran dengan sikap wanita tersebut yang tidak mau datang walaupun Ibunya sakit keras hingga meninggal dunia, dia adukan masalah tersebut pada Rasulullah .


Dengan nada sedikit kesal ia berkata kepada Nabi , “Wahai Rasulullah, wanita itu sangat keterlaluan, dari mulai Ibunya sakit hingga meninggal dunia dia tidak mau datang untuk menemui Ibunya”.


Rasulullah  bertanya, “Kenapa dia tidak mau datang?”


“Wanita itu mengatakan, dia tidak mendapat izin untuk keluar rumah sebelum suaminya pulang berjihad,” jawab utusan yang mengadu ke Rasulullah  tersebut.


Rasulullah  tersenyum, kemudian beliau berkata, “Dosa-dosa Ibu wanita tersebut diampuni Allah SWT karena dia mempunyai seorang puteri yang sangat taat terhadap suaminya.”


Hikmah dari kisah ini adalah agar setiap wanita selalu taat pada suaminya selama apa yang diperintahkan suaminya bukan untuk mengingkari ketentuan 


Karena bagi seorang Istri hak Suamilah yang paling pertama dan utama harus dipenuhi. Adapun bagi seorang Suami, Ibunyalah yang harus lebih diutamakan. 


Kesetiaan seorang istri dan ketaatannya pada suami pada kisah wanita di atas bisa dijadikan contoh, bagaimana seorang Istri menjaga amanah dan patuh pada suami. Sehingga orangtuanya pun mendapa berkah yang luar biasa, dosa-dosa orangtuanya diampuni. 


Sumber: Mafaza-Online


Ikuti kami di channel Telegram : https://t.me/mafaza_online  | Facebook : MafazaOnline | Twitter: @mafazanews


Baca juga 🐤

Sholawat yang Menyelamatkan dari Siksa Kubur


Silakan Klik 

Mafaza-Store

Lengkapi Kebutuhan Anda


#parenting #akumasihdisiniuntuksetia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar